Pages

Rabu, 11 Mei 2011

Jurnal Menuju Sistem e-Goverment Terpadu dan Handal Berbasis Cloud Computing

Pendekatan menggunakan komputing cloud meletakkan aplikasi dan layanan e-Government di atas infrastruktur virtual berupa VM (virtual machine). VM-VM ini dibangun di atas kluster-kluster komputer beragam yang secara geografis tersebar dan dapat diprovisi secara on-demand. Sebuah sistem manajer VM menyediakan pemetaan aplikasi e-Government terpadu ke sumber daya hardware fisik secara otonomous, dinamik dan skalabel. Adopsi komputing cloud ini mampu menopang aplikasi e-Government dengan jaminan kehandalan sistem, integritas data dan sarat konten kearifan lokal.

Teknologi komputing cloud dengan konsep penyediaan sumber daya komputasi sebagai layanan, telah dianggap sebagai paradigma baru dalam industri TIK saat ini. Dengan mendasarkan konsepnya pada beberapa bidang penelitian seperti SOA (Service-Oriented Architecture), komputasi terdistribusi dan grid, serta virtualisasi, sumber daya TIK dapat dimanfaatkan secara efisien untuk menghadirkan layanan dan aplikasi TIK terbarukan. Komputing cloud itu sendiri mempunyai benefit yang membuatnya berkembang menjadi pilihan platform bagi industri TIK masa depan.

Dengan konsep komputasi cloud ini, infrastruktur yang dibangun dapat menopang berbagai model bisnis industri TIK sebagai suatu layanan, yaitu layanan aplikasi perangkat lunak, layanan platform pemrograman, layanan ruang infrastruktur bak komputasi, data maupun komunikasi, serta layanan perangkat keras. Salah satu implementasi cloud ini untuk layanan telekomunikasi di sistem R-NGN (Rural-Next Generation Network).

Teknologi terkait lainnya adalah peer-to-peer networking, overlay network serta algoritma routing. Jaringan peer-to-peer dibangun oleh node-node yang dapat berkoordinasi satu dengan lainnya secara mandiri, tanpa bantuan server dan administrasi terpusat. Jaringan ini mampu memberikan layanan penggunaan bersama (sharing) terhadap sumber daya yang dapat berupa komputasi, storage, atau bandwidth. Jaringan overlay dibentuk oleh node-node setara yang dapat berfungsi sebagai client dan server sekaligus yang saling berkomunikasi satu-dengan lainnya melalui link. Jaringan overlay ini adalah jaringan virtual yang dibentuk oleh link komunikasi yang dibangun oleh node-node yang terhubung melalui jaringan fisik. Jaringan overlay, khususnya jaringan peer-to-peer, menggunakan algoritma ruting tertentu
untuk membantu setiap node/peer untuk berkomunikasi dengan peer lainnya. Mekanisme ruting tersebut mirip dengan mekanisme ruting di jaringan IP, yaitu memanfaatkan tabel ruting dan protokol tertentu untuk melakukan update terhadap tabel ruting tersebut.

Keunggulan komputing cloud ini dapat dimanfaatkan untuk sistem e-Government sebagai platform dan framework layanan e-Government terpadu, handal dan berkesinambungan. Di atas framework ini layanan level-4 untuk G2G, G2B dan G2C (single-entry point, database sharing, distributed) dapat digelar. Selain itu, platform sistem cloud dapat digunakan oleh aplikasi-aplikasi produktif dan kreatif yang lain seperti e-Business, e-Learning dan e-Health untuk menghasilkan solusi TIK yang efisien (utilitas sumber daya tinggi), handal (downtime rendah, integritas data tinggi, availability layanan) dan skalabel.

Komputing cloud merupakan teknologi yang berkembang. Saat ini, sistem ini mampu menarik dunia bisnis. Dunia bisnis ini mengarah untuk menyediakan aplikasi / software yang dapat diakses di manapun an kapanpun. Model komputing cloud menjawab kebutuhan tersebut dan menyediakan insentif yang besar bagi penyediannya. Salesforce.com yang menyediakanaplikasi business-to-business sebagai layanan lewat web telah menghasilkan pendapatan sebesar US$ 1 milyar / annual di tahun 2008. Perusahaan lain yang
menyediakan layanan cloud ini di antaranya adalah Flickr, Microsoft Online Services, Google Apps dan Apple Mobile Me.

Dalam pengimplementasiannya, sistem e-Government berbasis komputing cloud ini dapat melibatkan 3 (tiga) pihak, yaitu:
  1. akademik, yaitu perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan. Dengan dibukanya framework sistem sebagai FOSS dan tersedianya testbed, institusi akademik dapat bersinergi dalam komunitas cloud e-Government melalui pengembangan model, optimasi performansi dan framework cloud untuk aplikasi lebih lanjut, misalnya e-Learning dan e-Health.
  2. pelanggan dan pemakai solusi, yaitu instansi pemerintah pusat/daerah, dinas. Pemerintah memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk membangun dan memelihara sistem terpadu e-Government yang efisien dan efektif untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan dan memberikan layanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat.
  3. industri penyedia sumber daya dan pengembang aplikasi. Kebutuhan terhadap sumber daya komputasi (infrastruktur fisik) dari sistem cloud, selain dapat dipenuhi oleh pemerintah, juga dapat dipenuhi oleh pelaku ekonomi daerah (koperasi) yang menyewakan dan memelihara infrastruktur tersebut. Kebutuhan terhadap aplikasi yang semakin berkembang, akan memicu tumbuhnya pengembang-pengembang aplikasi cloud lokal.
sumber :
JURNAL SISTEM KOMPUTER - Vol.1 No.1 Tahun 2011, ISSN: 2087-4685
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsiskom/article/view/839/711

0 komentar:

Posting Komentar